Dan tak perlu menunggu sore, ia kembali siangnya, sekitar pukul 10 dan menyerangku lagi di minggu pagi itu. Aku menatap lapisan awan hitam itu sejenak. Indo bokep Demikian cantik. Aku menatap jam dinding. Aku terperangah malu tertangkap basah seperti itu.“Sori, Mbak!”“Kau bilang sori, tapi terus menatap dadaku. Darah seperti terpompa ke ubun-ubunku..“Aku mau di sini saja, kalau boleh. membuka tali di kanan-kiri dan melorotkannya perlahan, membiarkan dua buah dadanya menyembul menantang,“kau boleh menyentuhnya,” Berdebar jantungku.Tubuhku seperti mendidih. Bila bertatap mata dengan Mbak Marissa, dadaku berdebar-debar. Ia memberikan foto kopi KTP dan kartu keluarga kepada ayahku. Kan hujan dan gelap?” tanya Mbak Marisa.“Nggak. Sudah biasa ditinggal pergi Mas Fredi,” ia menatapku tajam, mengerling sekilas dan berbalik meninggalkanku.“Sudah, ya, aku balik dulu” ia pamit.
