Kubuka satu persatu kancing rompinya, dan kembali aku membuka tepak tangan mengikuti bentuk payudaranya. “Hei…” terdengar suara temanku sambil menepuk pundak. Bokep jepang Tak kusadari lagi sekelilingku oleh gelombang kenikmatan yang mendera seluruh urat syaraf di tubuhku yang semakin tinggi. Namun aku sendiri masih ragu sebab salon ini benar-benar seperti salon pada umumnya.Setelah beberapa menit menunggu, aku ditegur oleh reception bahwa aku sudah dapat potong rambut sambil menunjuk ke salah satu tempat yang kosong. “Ooh.. Aku temukan sebuah kelentit di dalamnya. Pelan-pelan kuselipkan tangan kiriku di balik celana dalamnya. “Ok, kalo itu mau kamu, mmm… boleh nggak aku ’sun’ kamu, bukti bahwa aku nggak main-main sama omonganku yang barusan?” tanyanya.Wah rasanya seperti mau mati, jantungku mau copot, nafas jadi sesak. “Sekarang?” tanyaku sambil menatap matanya, dan dia menganguk pelan.
