Tubuh Fitri ambruk menindihku, nafasnya terengah dengan detak jantung yang berdetak kencang. Fitri-pun bergumam dan terengah dengan tubuh yang semakin basah, basah oleh air dan bercampur dengan keringat.Tak ingin kehilangan momen, aku langsung membuka paahanya lebar-lebar, mengganjal pantatnya dengan bantal kemudian langsung menyerangnya dengan penis-ku,
“ Blesssssssssssssss…. Bokeb “ Ris, biasa saja seperti Lita tuh lahap banget, anggap saja aku pacarmu ”, ucapku mengarahkan Risya. Aku langsung melumat putingnya yang tepat di depan hidungku, aku remas toket kirinya dengan tangan kiriku sementara tangan kananku memijit dan memainkan Vagina-nya,
“ Eghhh… Sssss… Ahhhh… huhhhh… Oughhh… ”, desah kami bersamaan.Saat itu tanpa komando, tanpa sadar kami mendesah bergantian dan melepaskan semua kain yang menempel ditubuh kami.