Aku menunduk kembali sambil mengelus-elus pergelangan kakinya.Kakinya mulus tak bercacat. Betis juga tak kalah menarik karena terlihat putih dan terawat.Saat sedang asyik menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Bu Lia..“Bayu, aku merasa bahwa kamu sering melirik ke arah betisku. Bokep stw Berlutut di depanku..”Aku membisu, kaget juga mendengar perintahnya.“Kamu tidak mau memeriksanya, Bay?” tanya Bu Lia sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.Meski ada perasaan senang, namun aku tetap berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Jika kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Pose yang sangat memabukkan. Dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya. Lalu aku menengadah. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku.Pinggulnya terangkat serta terhempas di kursi berulang kali. Menengadah. Dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.
