terima kasih sayang.”
Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Bokepindo Aku belum mendapat giliran.Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran.