“Ya”. Bokeb Maklum tanganku bulunya juga lumayan lebat.Aku beranikan diri untuk menegurnya, “Ibu…, sebentar lagi Bapak pulang…”. Tapi batang penisku masih menancap di lubang vaginanya. Meski dia tidak memakai rok mini, tapi karena duduk, ketarik juga ke atas. Meski dia tidak memakai rok mini, tapi karena duduk, ketarik juga ke atas. Dia tarik tanganku, dipindahkannya ke pinggangnya.Kaus dalamnya kuangkat, dan perutnya yang putih bersih pun terpampang di depanku. Dan bau parfumnya juga lembut, membuatku betah di dekatnya. Kira-kira 2 centimeter di bawah pusar. Rupanyanya dia belum pernah merasakan klimaks sebelumnya. Betul juga…, tidak beberapa lama terdengar desis seperti gelombang FM stereo. Kasihan dia, cuma jadi istri muda. Wow.., kini makin panas badanku. Suara erangannya lebih seru dari yang pertama. Maklum lampunya tidak dimatikan dan terang lagi. Kuangkat kedua kakinya di belakang lututnya dengan kedua tangan, sehingga seperti digendong.
