Aku berbaring tenang di atas tubuhnya, sementara kedua kakinya ketat membelit pinggangku. Bokep barat “Mau minum?”, tanyaku. Jari-jarinya mencengkam seprei seakan mencari pegangan, namun ia telah mengapung seperti kapas kering tanpa sandaran sama sekali. Yang perlu kan burungnya. Ia berbalik dan meninggalkanku. Mana bisa Mey puas. Mulut kami bertemu dan bibir saling mengulum dgn penuh gairah. Melihat geliat tubuhnya dan desah nikmatnya, nafsuku pun semakin membara. “Wah, gawat. Dari balik jendela kulihat kedua wanita itu bertemu di teras, berpelukan, berbisik, saling menepuk bahu, lalu tertawa cekikikan. Kurasakan kemaluanku pun sudah mengeras ingin segera bersatu dgnnya. Aku turun menyambut Ibu Mey. Ia sudah tak sanggup lagi menjepit batang kemaluanku. Jadi jangan khawatir. Telepon diputus. “Aku belum pernah sepuas ini.” Makan siang itu terasa lebih nikmat karena diselingi dgn gesekan-gesekan tubuh.
