“Heh..ya iya”, kujawab dengan nyengir. Bokep xxx Kulihat dengan ujung mata, Tina sedang di kamarnya entah beraktifitas apa. Kudekap erat tubuh depannya. “Nngg..nggak usah Pak..ngrepoti Bapak“. Bodynya biasa aja sih, langsing dan kayaknya masih padat. ”Emm..iya deh”. “Bapak nggak nglepas celana dalem ?”, tanyanya. Tangan kiriku mengusap-usap lembut luar vaginanya. Aku menutup pintu kaca ruang makan dan melewati kamar mandi Tina. ”Iya..nanti di rumah”. ”Ya udah kalo gitu. ”Iyyyaa..Pppaakkk..aaayyyoo Pppaakk..”, rintihnya makin kencang. ”Aammppuuunnn Pppaakkk..oouuuggghh..eeemmmpppfffsssuudddaahhh..ooohhhh”, matanya agak membeliak ke atas dan kepala serta rambutku diremasnya kuat. Vagina dalamnya makin hangat dan basah. Dalam kamar mandi hanya ada suara tetes air satu-satu serta desah, bunyi beradunya paha dan pantat dan erangan kami. Aku menyusuri tubuh depannya lagi dari pinggang belakangnya. Secara tiba-tiba kuhentikan lalu kubalikkan badannya menghadapku. Tina lalu mengambil segayung air, diguyurkan ke badan dari leher dan pundak.
