“Jangan lupa telan ya”, kataku. Baiklah, sekarang aku puas. XNXX Mbak Ratih menggelinjang, berkali-kali ia mengeluh. “Sudah lihat saja itu gambarnya, mulai ya?”, kataku. Ia taruh pensilnya dan menatap ke depan dengan pandangan kosong. “Eeee…tunggu dulu, sebentar saja koq. SLEBB…awww…adududuh…..enak…gini ya rasanya? Ingin masuk saja sepertinya. Sesaat kemudian ia membuka matanya dan melihatku. Aku perlahan-lahan cabut penisku yang masih tegang itu. Ia mengejang hebat sambil mengempit kepalaku beberapa saat. Ia agak aneh juga, bahkan mungkin ia mengira aku tak akan berhasil. “Enak den, ….terus…entotin pembantumu ini!!”, katanya. “Lagi bersihin dapur”, kata Denok. ..aahh…uh…uh…”, hanya itu yang keluar dari mulut Denok. Ia sebenarnya tak tahu, inti dari hipnotis adalah mendapatkan ijin dari korban. Glup. Dan mbak Ratih nurut saja, kini kocokan mulut, hisapan dan jilatan menyatu membuat sensasi penisku serasa ngilu.
