Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Benar.”Bu Lia tersenyum sambil menatap mataku.“Kenapa?”Aku hanya diam membisu. Bokep jepang Aku hanya peduli dengan lendir yang bisa kuhisap dan kutelan. Kami saling menatap. Sambil melepaskan sepatu itu. Suka betis Mbak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Mbak Lia merenggut bagian belakang kepalaku, serta menariknya perlahan. Jangan ada setetes pun yang tersisa.. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Aku tak ingin ada setetes pun terbuang.Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi rambut-rambut halus yang agak kehitaman. luar biasaaaa, Bay…” gumam Bu Lia sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursi.Ia menunduk serta mengusap pipiku. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Bagian atas pahanya ditumbuhi rambut-rambut halus kehitaman.
