Mama bertanya kepada temannya mengenai kiat mereka sehingga dalam jaman susah begini usahanya makin maju. Setelah jeda yang agak lama ia berkata,
“Maaf, Mama. Bokep Mama mulai mendesis-desis seperti kepedesan. Bahkan Papaku itu belum pernah menjelajah sampai ke dalam rahim Mama. Ada kemungkinan begitu, karena aku ingat bahwa dukun bilang Mama hanya boleh bersenggama denganku, sementara sudah duapuluh hari yang lalu kami berdua melakukan hubungan seksual. Usaha keluarga kami cukup menghasilkan. Namun agak susah mendorongnya karena daster itu terlipat. Pernah juga aku masturbasi membayangkan tubuh Mamaku namun setelah itu aku merasa bersalah. Kan sekalian ada yang ngatar juga. Akhirnya Mama melepaskan pelukannya beberapa saat kemudian. Nafas Mama memburu. Nah, begitu sampai, Cici dan supir Cici harus menghadap dukun itu.”
Tak lama kemudian teman Mama pulang setelah memberitahukan alamat dukun itu dengan peta buram untuk mencapai ke sana.
